Jerat Papua.ORG, Jayapura – Penggunaan Aplikasi Mapbiomas Indonesia sangat membantu Pemerintah Provinsi Papua dalam melakukan pemantauan tutupan Lahan di Papua .
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Papua Jan Jaap Ormuseray mengakui pengenalan Aplikasi Mapbiomas Indonesia yang di perkenalkan oleh Jerat Papua, Yayasan AURIGA Nusantara dan Mnukwar Papua Barat sangat membantu Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup dalam melakukan pemantauan tutupan lahan di Papua yang di nilai sebagai kawasan atau provinsi dengan luasan hutan terbesar di Indonesia bahkan dunia “ terimkasi kepada Jerat dan teman-teman yang sudah memperkenalkan aplikasi Mapbiomas, sehingga membantu kita bagaimana kita bisa mengetahuai adanya pembukaan pada tutupam lahan hutan di Provinsi Papua “ungkap Jan Jaap Ormuseray selasa,( 5/4/2022).
Lanjut Ormuseray betapa Luasanya Wilayah Papua yang jadi pengawasan dari Dinas Kehutanan dan Provinsi Papua dengan berbagai keterbatasan yang ada di DLHK Provinsi Papua sehingga tidak dapat melakukan pengawasan secara langsung , dan tidak dapat di Ketahui dengan pasti adanya pembukaan lahan baru di papua “ dengan adanya pengenalan aplikasi ini kedepan mempermudah pekerjaan DLHK di lapangan “ujarnya .
Kerja sama yang di bangun antara Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua , Jerat Papua, Auriga serta Mnukwar dapat memperkuat data tentang tutupan lahan di Papua lebih akurat .
Sementara itu Sekretaris Eksekutif (SE) Jaringan Kerja Rakyat (JERAT) Papua Septer Manufandu mengakui apa yang di perkenalkan oleh Yayasan Auriga Nusantara telah di lakukan di seluruh Nusantara ,baik di Kalimantan , Jawa ,Sumatrera dan Sulawesi sehingga ini merupakan pola baru yang dikembangkan di Indonesia yang sebelumnya di Kembangkan di Brasil untuk pemantauan dan Tutupan tata guna lahan “ Ini baru juga di ujicobakan di Indonesia dan pada saat ini kita mau perkenalkan di Papua dan Papua Barat “Jelas Septer Manufandu .
Timer Manurung Pimpinan Yaysan Auriga Nusantara menjelaskan Aplikasi Mapbiomas pertama kali di kembangkan di Brasil , sementara di Indonesia ini di kembangkan oleh KPK . Intinya platfon ini memperlihatkan perubahan tutupan menggunakan citra setelit sehingga memndorong transparansi dan menghasilkan data yang cepat “ kami meyakini dengan data yang cepat kredibel terbuka akan membuat kebijakan tatakelola lebih baik “Imbuh Timer Manurung saat memperkenalkan Aplikasi depan Pejabat Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua .
Sementara di Indonesia ada Sembilan Lembaga yang mengembangkan penggunaan Aplikasi Ini di sumatera bagian utara HAKA di Aceh , Sumatera Tengah di Kafer oleh HAKI dari Palembang , Sumatera Bagian Selatan di Kafer GENESIS dari Bengkulu , Kalimantan Barat di Kafer SAMPAN dari Pontianak , Kalteng dan Kalsel di Kafer oleh Save Al Borneo di Palangkaraya , Kaltim dan Kaltara di Kafer Oleh grinof Borneo di Tarakan Nunukan , seluruh Sulawesi di Kafer OMIO dari Palu , dan Papua ada dua yakni Papua Barat ada MNUKWAR dan Papua di kafer oleh JERAT sementara sisanya di kafer oleh Yayasan Auriga Nusantara.
“ intinya platfon ini adalah menghasilkan ada sepuluh kelas tutupan lahan , ada hutan alam, mangrove, hutan tanaman tumbuhan non hutan , sawit pertanian lainya , Tambang , juga pemukiman Infrastruktur lalu tambah dan tubuh air “tambahnya.
Timer menjelaskan masing –masing kelas ini bisa di lihat apa sebenarnya sandingan di Peta tutupan lahan KLHK atau di SNI . (nesta)