Puncak,  Bupati Puncak, Wellem Wandik mengatakan, tingkat kemahalan masih menjadi masalah yang harus di hadapi oleh masyarakat, namun pemerintah tetap bertekad untuk menguranginya dengan pelayanan dan pembelian pesawat Jenis carebouw, untuk distribusi barang.

Sejumlah mama - mama Papua saat berjualan di depan Pasar di Ilaga

pembelian pesawat lantaran tingkat kemahalan barang di kabupaten Puncak merupakan termahal di dunia dan di seluruh Indonesia.

“Bayangkan, harga Aqua di Puncak  mencapai Rp25 ribu, beras 1karung Rp 700 ribu, gula per 1kg sebesar Rp 50 ribu, bensin Rp 50 ribu, Semen  per sak sebesar Rp 2 juta, dan lain-lainnya. Jadi, satu-satunya kebijakan yang saya lakukan adalah membeli pesawat untuk mengatur tingginya biaya transportasi. Pesawat ini juga akan menjadi asset daerah,” ujar Bupati Puncak, Willem Wandik, saat dikonfirmasi, Senin (22/3).

Akses Bandara Ilaga, satu - satunya jalur masuk kebutuhan ekonomi dari Timika

Sambungnya, masyarakat selalu datang menuntut untuk menurunkan harga barang di kios-kios. “Saya tidak bisa melarang itu, karena itu punya hak bagi para pemilik Kios.  Jadi salah satunya pemerintah melakukan pembelian pesawat berbadan besar, sehingga dengan sendirinya harga barang akan turun,” katanya.

Hanya saja, ucap Bupati Willem, Pesawat yang dibeli pemerintah dianggap lama karena banyak aturan melalui proses administrasi.

“Kami sudah meyakinkan kepada menteri perhubungan bahwa Pesawat jenis Grand Karavan yang terbuat bodi tahun 70-an dan mesin tahun 90-an, dengan memuat 5 ton  itu layak beroperasi di kabupaten Puncak dan semua sudah beres, sehingga jika tidak ada halangan maka Pesawat itu direncakan akan datang pada bulan Maret nanti,” katanya.

Kabupaten Puncak  yang terdiri atas delapan distrik Agandugume, Gome, Ilaga, Sinak, Pogoma, Wangbe, Beoga, dan Doufo itu secara alami dikelilingi gunung, tebing, dan belantara lebat. Akibatnya, sarana penghubung modern satu-satunya ke daerah itu adalah pesawat udara.

Itu pun jika cuaca mendukung. Bila cuaca tak mengizinkan, arus distribusi barang pun terhenti dengan sendirinya. Untuk mencapai kota-kota terdekat, jalur darat memang masih bisa ditempuh.

 Namun, masyarakat harus berjalan kaki menembus gunung dan belantara selama 2-4 hari. Akibat keterisolasian ini, harga barang-barang di Ilaga mahal luar biasa. Sebagai gambaran, sekarung beras di sana dihargai Rp600.000, sebungkus mi instan Rp5.000, dan sebutir telur Rp5.000.

Demikian pula lauk-pauk, ayam atau ikan, harus ditebus seharga Rp90.000 per kg, sementara cabai dihargai Rp150.000 per kg, dan minyak goreng Rp 60.000 per liter. Bagaimana dengan bahan bakar? Bensin di Ilaga mencapai Rp50.000-60.000 per liter. Tak usah bermimpi pula membangun rumah seperti umumnya di Pulau Jawa karena harga semen per sak mencapai Rp1,5-2 juta.

Bupati Kabupaten Puncak , Willem Wandik mengatakan, hal ini  sebagai tantangan luar biasa bagi kabupaten hasil pemekaran yang berdiri pada 2008 itu. Namun dirinya baru menjabat pada 2013 akan tetap komitmen membangun Puncak.  

(Eveerth Joumilena)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *