Dominkus Dondegauw (paling kiri) dan Selvy Yeimo (kedua dari kanan) saat foto bersama usai menerima piala dan tabungan dalam Forum Debat Papua (Foto: Wirya Supriyadi)Dominkus Dondegauw (paling kiri) dan Selvy Yeimo (kedua dari kanan) saat foto bersama usai menerima piala dan tabungan dalam Forum Debat Papua (Foto: Wirya Supriyadi)
Dominkus Dondegauw (paling kiri) dan Selvy Yeimo (kedua dari kanan) saat foto bersama usai menerima piala dan tabungan dalam Forum Debat Papua (Foto: Wirya Supriyadi)
Dominkus Dondegauw (paling kiri) dan Selvy Yeimo (kedua dari kanan) saat foto bersama usai menerima piala dan tabungan dalam Forum Debat Papua (Foto: Wirya Supriyadi)

Kegiatan Forum Debat Papua (FDP) yang diselenggarakan oleh Yayasan Anak Dusun Papua berlangsung pada Jumat (03/7) di Studio Jaya TV Entrop. Lomba debat yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Jayapura. Dominikus Dondegauw mahasiswa Fekon USTJ mengatakan kegiatan FDP sejak 28 Mei dan ini merupakan program yang luar biasa, sebagai anak adat dan menjaga kelestarin budaya, maka melalui FDP menjadi ruang untuk menginformasikan dan mengembangkan budaya kedepan. “Melihat pengalaman maka kami bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan juga berperan dalam mensukseskan program dibidang ekonomi sosial, politik dan budaya” ujar Dominikus Dondegauw.

Dirinya berharap agar Bangsa Papua tidak terpengaruh dengan budaya lain dan dan menjaga budaya sendiri, karena saat ini sering dijumpai anak adat yang tinggal di kota, tapi saat ditanya tentang adatnya maka dia tidak mengenal dengan baik adat an budaya bahkan cenderung tidak peduli. “Dan dengan adanya kegiatan ini merupakan program yang luar biasa dan dirinya berharap kedepan lebih berkembang lagi dan mendorong agar mahasiswa mencintai budayanya sendiri yakni Budaya Papua “ tukas Dondegauw. Kegiatan FDP diharapkan mendapatan respon lebih banyak lagi dari para mahasiswa untuk ikut serta dan dapat memberikan kontribusi dalam melestarikan budaya Papua.

Salah seorang mahasiswi, Selvy Yeimoo ditemui usai menerima hadiah Juara Pertama Forum Debat Papua, menjelaskan bawa dirinya tertarik dengan debat ini karena melihat secara langsung mengenai hak-hak masyarakat adat yang mulai tersingkir. “Dengan adanya pengakuan hukum terhadap hukum adat Papua, seolah-olah tidak adanya singkronisasi dengan hukum adat yang ada dimasyarakat adat sendiri” ujar Selvy Yeimo. Dampaknya adalah masyarakat kehilangan hutan dan tanah mereka. Dan dalam forum debat ini adalah tempat yang pas untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pemerintah, lembaga adat dan masyarakat adat.

Dirinya menghimbau kepada sesama mahasiswa dan masyaraka adat bahwa globalisasi dan perubahan itu pasti terjadi “Sebagai anak adat kita tidak boleh lupa dengan budaya dan nilai-nilai adat. Dan saat kita pergi keluar maka kita akan lupa dengan jati diri kita sebagai anak adat harus tetap dipertahankan melalui pendidikan dan menjaga bahasa daerah. Karena mulailah menggunakan bahasa daerah pada tingkatan keluarga, lingkungan dan komunitas suku,” ucap Selvy Yeimo.

Dalam lomba debat tersebut keluar sebagai juara pertama adalah Fakultas Antropologi Universitas Cenderawasih (Uncen), tempat kedua direbut oleh Hubungan Internasional Uncen dan tempat ketiga direbut oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ). Setiap tim yang tampil terdiri dari tiga orang mahasiswa.

(Wirya Supriyadi)

By Admin