Jayapura – Peringatan hari bumi (Earth Day) pada 22 April terkesan dilupakan sejumlah warga dan pihak terkait di Jayapura, Papua. Tidak banyak orang memperingati hari itu. Mungkin, di tahun-tahun sebelumnya juga tak di peringati. Mungkin kah Jayapura bukan bumi ? Ataukah hari ini belum dipahami?

Padahal, sejuta orang sementara mendiami bumi yang bernama Jayapura. Mungkin, keterbatasan informasi atau sudah tahu tapi malas tahu, ataukah sama sekali tidak tahu. Tetapi, tidak mungkin hari bumi tidak diketahui orang kota yang kaya akan informasi dan teknologi yang semakin canggih. Bisa jadi, malas tahu yang menguasai instansi pemerintah terkait yang selama ini bekerja untuk merawat lingkungan seperti BLH (Badan Lingkungan Hidup) dan Dinas Kehutanan. Pasalnya, hari bumi, 22 April, tak di peringati.

Pemerintah Kota Jayapura maupun Propinsi Papua, terkesan acuh tak acuh dengan hari bumi. Buktinya, tak ada peringatan di lingkungan pemerintahan Kota Jayapura maupun Provinsi Papua di kota julukan hongkong ini. Padahal, sementara ini Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano sementara berkoar-koar untuk mengejar program kebersihan melalui adiwiyata. Lantaran program tersebut, separuh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan pemerintahan Kota Jayapura diwajibkan turun jalan setiap Jumat untuk membersihkan parit dan bibir jalan sepanjang Jayapura. Walikota Mano juga menegaskan, warga Jayapura tak boleh membuang sampah sembarangan. Jika ketahuan, maka akan denda. Terkesan ketat. Namun, hari bumi tak diperingati sebagai hari lingkungan. Terkesan hari ini terisolasi.

Memang diperingati, tetapi hanya segelintir orang saja. Kebanyakan yang merayakan adalah anak-anak berusia sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA) dan Sekolah Dasar. Sejumlah siswa-siswi SMA yang merayakan hari bumi, mengaku merasa simpati. Meski lewat satu hari, Selasa, 23 April 2013, tak menghalangi semangat para siswa SMA Negeri 4 Jayapura. Dalam rangka peringatan hari bumi sedunia yang jatuh pada 22 April, siswa-siswi SMA Negeri 4 Jayapura menggelar aksi bagi bunga daur ulang serta bagi sticker gratis. “Untuk mendorong dan menginformasikan kepada masyarakat terhadap lingkungan sekitar, serta meningkatkan kesadaran akan bahaya pemanasan global, aksi ini kami buat,” ungkap Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Jayapura, I Wayan Mudiyasah.

Mudiyasa mengatakan, kegiatan yang difokuskan di dua tempat berbeda ini, salah satunya di depan Polsek Jayapura Selatan (Japsel) dan depan Kantor Pusat Bank Papua Jayapura. Wayan berharap, insiatif kegiatan ini mendapat respon bahwa perubahan iklim global telah menjadi isu lingkungan paling banyak dibicarakan, sehingga tak dapat dipungkiri sudah banyak upaya untuk mengurangi dampak global tersebut. Bintang Adi, salah satu siswa mengaku, kegiatan ini merupakan wujud dari kepedulian sekolah SMU Negeri 4 Jayapura terkait isu global warming. “Ini merupakan wujud inisatif kami untuk mengingatkan pemanasan global,” kata Bintang siswa kelas 10 ini.

Tak hanya para siswa SMU Negeri 4 Jayapura, siswa-siswi SD YPK Sion juga memperingati hari bumi. Seperti dikabarkan, KBR68H Jakarta, pada 22 April 2013 lalu, puluhan anak sekolah dasar di Jayapura menggelar aksi bersih-bersih di sepanjang jalan Abepura – Sentani, memperingati hari bumi sedunia yang jatuh pada 22 April tiap tahun. Siswa SD ini membawa spanduk dan juga pamflet diantaranya bertuliskan “Kalau Kita Bisa, Kamu Juga Bisa”. “Ini sebuah langkah bagus, seharusnya tindakan anak SD patut kita contoh,” kata Amirudin, warga Jayapura yang menyaksikan aksi tersebut. Puluhan anak SD itu membawa plastik dan memulai memungut sampah di pinggir jalan. Tanpa sungkan, mereka juga membawa poster. Sejumlah guru menemani aksi riang penerus bangsa ini.

Greenpeace Papua dan Jaringan Kerja Rakyat (Jerat) kala itu, merangkul siswa SD untuk memperingati hari bumi. Dalam rangka bari bumi tahun 2013 ini, organisasi peduli lingkungan Greenpeace perwakilan Papua menggelar aksi tanam pohon di Dusun Emerauw, Kota Jayapura, Papua yang melibatkan ratusan siswa Sekolah Dasar YPK Sion. Forest Campginer Greenpeace Perwakilan Papua, Richarth Charles Tawaru dalam siaran persnya mengatakan, pihaknya juga mencoba menanamkan kesadaran perilaku peduli lingkungan sejak dini dari anak sekolah. “Sehingga kedepan, anak-anak ini akan lebih pro aktif peduli pada lingkungan di sekitarnya,” ujarnya. Charles menuturkan, pohon yang akan ditanam sebanyak 150 pohon, dan terdiri dari tanaman produksi, tanaman penyangga serta lain sebagainya. Dimana siswa dan siswi yang ikut dalam aksi tanam pohon ini sebanyak 150 orang. “Kami mengharapkan satu orang akan menanam satu pohon,” pintahnya.

Richarth menjelaskan, pihaknya memilih wilayah Organda di Kota Jayapura karena terdapat wilayah sekolah dan masih ada wilayah yang gersang. Selain Organda, kedepan akan ada tempat yang dijadikan target penanaman selanjutnya. Ia juga mengungkapkan selain peringatan Hari Bumi, SD YPK Sion juga mempunyai program Adiwiyata untuk tingkat kota dan provinsi sehingga Greenpeace mendukung program tersebut melalui aksi tanam pohon. “Kami berharap semua stakeholder seperti pemerintah, dunia usaha dan masyarakat bersama-sama bisa memberikan perhatian yang serius terhadap pengelolaan lingkungan melalui aksi tanam pohon ini,” kata dia.

Seharusnya, mahasiswa juga memperingati hari bumi. Dengan demikian, setidaknya mereka dapat memberikan sedikit gambaran kepada masyarakat umum dan instasi terkait sadar terhadap lingkungan. Namun, di hari bumi, 22 April, seluruh kampus di seantero Jayapura, bisu (tak berkata-kata). Ada dua kemungkinan, pertama mereka tidak tahu hari tersebut ataukah kedua, mereka sudah tahu namun malas tahu. Harusnya mahasiswa turun jalan. Mahasiswa diluar Papua turun jalan dihari bumi, 22 April. Mahasiswa diluar Papua memperingati hari bumi.

Diantaranya, keluarga Fakultas Biologi Universitas Gajah Madah (UGM) Yogyakarta. Dikabarkan website UGM, memperingati hari bumi, 2013 keluarga biolgi fakultas biologi UGM gelar pameran. Kegiatan diawali dengan pemberian materi Mangrove Replant Part 1 oleh kelompok studi kelautan sebagai panitia pada 20-21 April 2013, di Dusun Mendit Desa Jangkaran Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo DIY. Kegiatan-kegiatan yang digelar kali itu untuk memperingati hari bumi, diantaranya pameran lomba mading BSO. Pameran tersebut menampilkan reaksi recycle dari barang-barang bekas untuk pembuatan mading.

Selain di Yogyakarta, di Bengkulu, sebanyak 150 aktivis lingkungan dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bergotong-royong membersihkan Pantai Jakat di Kelurahan Pondokbesi Kecamatan Teluksegara, Kota Bengkulu dalam rangka memperingati Hari Bumi.
Koordinator aksi Edi Sanjaya dari Universitas Dehasen Kota Bengkulu mengatakan aksi tersebut melibatkan pemuda/pemudi di sekitar kelurahan tersebut. “Kami mengajak masyarakat sekitar untuk terlibat dalam aksi hari ini, karena Pantai Jakat termasuk salah satu spot yang paling kotor, penuh sampah,” katanya kepada wartawan di sela-sela aksi.

Sebelum membersihkan kawasan pantai yang penuh sampah plastik dan potongan-potongan kayu, para peserta menggelar orasi dan pembacaan puisi di Simpang Lima, pusat Kota Bengkulu.
Dalam pernyataan sikap, para aktivis dan mahasiswa meminta pemerintah mengontrol pembuangan limbah, terutama yang mengakibatkan sungai tercemar.
“Kami juga mendesak pemerintah agar mengkaji ulang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan menindak tegas izin perusahaan-perusahaan perusak lingkungan,” kata aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Sony Taurus.

Hari bumi patut diperingati pasalnya penting. Namun, hingga kini hampir semua pihak di Papua, terkesan merasa tak penting. Peringatan hari bumi (Earth Day) diselenggarakan pertama kali pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup. Gagasan tentang peringatan Hari Bumi mulai disampaikan oleh Gaylord Nelson sejak tahun 1969. Saat itu Gaylord Nelson memandang perlunya isu-isu lingkungan hidup untuk masuk dalam kurikulum resmi perguruan tinggi. Gagasan ini kemudian mendapat dukungan luas. Dukungan ini mencapai puncaknya pada tanggal 22 April 1970. Saat itu sejarah mencatat jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan memadati Fifth Avenue di New York untuk mengecam para perusak bumi. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta manusia turun ke jalan pada 22 April 1970.

Moment ini kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari Bumi yang pertama kali. Tanggal 22 April juga bertepatan dengan musim semi di Northern Hemisphere (belahan bumi utara) sekaligus musim gugur di belahan bumi selatan. Sejak itu, pada tanggal 22 April setiap tahunnya Hari Bumi (Earth Day) diperingati. Sejarah mencatat, Hari Bumi merupakan kampanye untuk mengajak orang peduli terhadap lingkungan hidup. Gerakan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet yang ditinggali manusia ini yaitu bumi. Hari Bumi telah menjadi sebuah gerakan global yang mendunia hingga kini. Pelaksanaannya di seluruh dunia dikordinasi oleh Earth Day Network’s, sebuah organisasi nirlaba beraggotakan berbagai LSM di seluruh dunia.

PBB sendiri memilih tanggal 20 Maret saat di mana matahari tepat diatas khatulistiwa sebagai peringatan Hari Bumi. Ini mengacu pada ide “hari bagi orang-orang Bumi” yang dicetuskan aktivis perdamaian John McConnell. Hari yang lebih dikenal sebagai “Hari Bumi Equinoks” ini diperingati PBB setiap tahunnya sejak 21 Maret 1971. Namun PBB juga mengakui tanggal 22 April sebagai hari bumi yang dilaksanakan secara global. PBB secara resmi merayakannya 22 April sebagai “International Mother Earth Day“.

Pada saat itu Hari Bumi hanya difokuskan di Amerika Serikat saja melalui sebuah organisasi yang didirikan oleh Denis Hayes, yang menjadi koordinator nasional di tahun 1970. Peringatan ini kemudian menjadi peristiwa internasional pada tahun 1990 dan diselenggarakan di 141 negara. Kini hari bumi dikoordinasi secara global oleh Jaringan Hari Bumi (Earth Day Network) dan diperingati di lebih dari 175 negara. Pada tahun 2009 Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tanggal 22 April sebagai Hari Bumi Internasional. (M-JERAT)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *