Markus Gonai, Ketua Komisi B DPRD Keerom. (Foto: Harun Rumbarar/JERAT Papua)

Keerom, Pendidikan merupakan satu kunci utama dalam membentuk Sumber Daya Manusia yang handal dan bermutu, agar dapat menjadi motor pengerak dalam dunia pembangunan Papua.

Namun banyak keluh kesah yang sudah sering disampaikan mulai pelajar hingga mahasiswa bahkan orang tua murid disemua tingkatan pendidikan.Keluhan yang disampaikan antara lain biaya studi bagi mahasiswa yang studi diluar kabupaten Keerom dan masih sangat kurangnya fasilitas pendidikan. Penuturan ini disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Keerom, Markus Gonai saat ditemui Jerat Papua pada Rabu (16/03).

“Saya melihat keberpihakan pemerintah kepada dunia pendidikan sangatlah kurang apalagi tidak ada proteksi khusus untuk anak – anak asli Keerom dan anak Papua yang ada di Kabupaten Keerom ini,”ujar Gonai yang juga Ketua Komisi B Bidang Anggaran.

Menurut Markus Gonai  bahwa sampai saat ini sentuhan pemerintah kepada pendidikan di daerah Keerom di tujuh distrik ini masih belum tersentuh baik, apalagi di  distrik Web dan Towe Hitam ini masih sangat minim sekali.

“Banyak sekolah yang sepi akibat tidak ada tenaga pengajar, dan ruang sekolah yang tidak terawat dengan baik, ini terkesan pendidikan di Keerom seperti mau maju tidak, mau mundur juga tidak, diam di tengah – tengah,” katanya dengan nada sedikit kesal

Sementara itu ditempat terpisah, Ketua Himpunan Mahasiswa Keerom, Timotius Swuo mengatakan, Keerom saat ini membutuhkan pemimpin yang bisa melihat persoalan Papua lebih detail, dan bukan hanya janji – janji saja.

“Sudah cukup pendidikan di permainkan. Selama ini mahasiswa yang siap menyelesaikan tugas akhir mereka selalu berbenturan dengan dana, terus kemana uang Otsus? Dimana dana pendidikan? Dimana hak kami?” ungkap  Timotius Swuo.

Timotius Swuo menjelaskan  banyak mahasiswa Keerom yang telah menyelesaikan kuliah mereka dengan biaya sendiri, dan sampai saat ini masih terdapat  mahasiswa yang putus kuliah akibat kekurangan dana.

“Jika pendidikan tidak diperhatikan ditengah gembar gembornya dana Otsus yang begitu berlimpahruah dan kami sendiri tidak menikmatinya, lebih baik stop dengan katakan Orang Papua jadi tuan di negeri sendiri,’’ tegas Ketua Himpunan Mahasiswa Keerom. (Harun Rumbarar)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *