Pengembangan ekonomi hijau di Kampung Awayangka merupakan contoh konkret dari model pembangunan berbasis kampung yang berkelanjutan dan kontekstual, dengan bertumpu pada potensi lokal yang dimiliki oleh Masyarakat adat Muyu. Inisiatif ini dibangun melalui sinergi dan kolaborasi erat antara Kelembagaan Adat, Pemerintah Kampung, dan Gereja, serta didukung oleh Jaringan Kerja Rakyat Papua (JERAT). Pendekatan ini menekankan pada pemberdayaan Masyarakat Adat secara kolektif dan berbasis marga sebagai satuan sosial dan ekonomi utama dalam struktur Masyarakat Adat.
Dalam kerangka pengembangan ekonomi berbasis marga tersebut, masyarakat membentuk koperasi sebagai wadah ekonomi bersama yang berfungsi menampung hasil produksi dari berbagai kelompok marga. Koperasi ini, yang diberi nama Koperasi Tani Awayangka (KOTOM), berperan penting dalam mengelola distribusi hasil produksi ke pasar, menjembatani hubungan dengan pembeli, serta memperkuat posisi tawar masyarakat adat dalam rantai ekonomi lokal hingga pembeli. KOTOM tidak hanya menjadi lembaga ekonomi, tetapi juga instrumen pemberdayaan dan kemandirian masyarakat kampung secara menyeluruh.
Model ini mencerminkan paradigma pembangunan yang berakar pada nilai-nilai lokal, memperkuat kelembagaan sosial budaya yang sudah ada, serta mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Pengalaman Awayangka dapat menjadi contoh bagi kampung-kampung lain di Papua dalam membangun sistem ekonomi yang adil, ekologis, dan berbasis komunitas.