Suku Ghoria dan Demisa Demo Damai Tuntut Aksi Penembakan, Ketua DPRD dan Kapolres Waropen “Tidak Ada di Tempat”

0
196

 

Aksi Demo Damai Suku Ghoria dan Demisa (foto scane dari Cenderawasi Pos)
Aksi Demo Damai Suku Ghoria dan Demisa (foto scane dari Cenderawasi Pos)

(Laporan Masyarakat) Selasa, 5 Agustus 2014, warga kampung Botawa dari dua suku yakni suku Ghoria dan Demisa melakukan aksi demo damai yang didampingi oleh LSM. KAMPAK Papua Region Kabupaten Waropen mendatangi Kantor DPRD dan Polres Waropen.

Dalam aksi demo damai menindaklanjuti peristiwa penembakan oknum aparat Polres waropen Briptu Leufidon Peday terhadap salah satu anak adat suku Ghoria dan Demisa Yakob Didam (klik beritanya) yang terjadi 4 Agustus kemarin.

Dalam aksi demo damai yang dipimpin langsung oleh koordinator Umum Nasional LSM.KAMPAK Papua Dorus Wakum serta didampingi oleh kepala suku Ghoria Yakob Moreni dan kepala suku Demisa Simon Tota Didam ayah kandung dari korban. Turut didukung oleh masyarakat Adatnya  sekitar 100an orang, mendatangi gedung Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Waropen, pukul 12.30.WIT.

Sesaat sebelum orasi dilakukan di halaman kantor DPRD Waropen, masa pendemo bertemu dengan Sekretaris Dewan dan staff dewan guna mempertanyakan perihal keberadaan pimpinan dan anggota DPRD yang sama sekali tidak ada ditempat.

Menurut sekwan “semua pimpinan dan anggota sedang tidak berada di tempat, sementara ketua DPRD sedang tugas luar daerah di Jakarta untuk mengurus pembentukan kabupaten baru yakni kabupaten Lembah Rufaer, oleh sebab itu sekwan memohon maaf atas nama lembaga dewan, tetapi jika masa pendemo bisa bersabar sebentar, maka sekwan akan menghubungi beberapa anggota yang ada ditempat”.

Korban Penembakan Polisi WaropenKemudian sekwan dan stafnya pergi untuk menghubungi beberapa anggota dewan yang tidak masuk kantor. Setelah Sekwan pergi, datanglah anggota dewan lainnya yakni Marthen Erari.

Seorang dari masa pendemo Wellem Korisano melakukan orasi dengan menyampaikan aspirasi warga suku Ghoria dan Demisa.

Masa yang datang ke kantor DPRD dengan menggunakan dua kendaraan dam truck itu mengikuti aksi demo damai. Orasi yang dilakukan oleh pendemo, diterima Marthen Erari.

Selanjutnya atas permintaan masa demo damai melalui kedua kepala suku, meminta agar supaya anggota dewan ikut mendampingi masa ke Polres Waropen. Permintaan tersebut diindahkan oleh Marthen Erari, sehingga demo damai pun berlanjut ke Polres Waropen.

Massa tiba di Polres Waropen jam setengah empat sore, melakukan orasi bersama dengan dua orang anggota Dewan yakni Marthen Erari dan Mat Boare yang juga turut ambil bagian dalam massa.

Massa diterima oleh pihak Polres oleh Kabag OPS dan Kasat Intel Polres Waropen. Orasi tuntutan, diteruskan dengan membacakan 4 tuntutan adat suku Ghoria dan Demisa ;

  1. Kapolres dan Kasat intel dinayatakan telah gagal membina anggotanya, maka wajib dicopot dari jabatan kedua pimpinan Polres tersebut.
  2. Briptu Leufidon Pedai tetap diproses hukum sampai pemecatan.
  3. Suku Ghoria dan Demisa meminta supaya seluruh aparat Polres yang ditugaskan di perusahaan yang ada bekerja di wilayah hak adat suku Ghoria dan Demisa supaya ditarik semuanya dan digantikan dengan anggota TNI.
  4. Karena darah sudah jatuh maka kedua suku juga menuntut darah pelaku juga harus jatuh, oleh sebab itu pihak Polres wajib membayar tuntutan seniali Rp. 2 miliar.

Jika empat tuntutan ini tidak dikabulkan, maka suku Ghoria dan Demisa akan melakukan pemalangan dan menghentikan segala akses pemerintahan baik di darat maupun transportasi penerbangan udara akan dihentikan seluruhnya hingga mendapat jawaban pasti dari pihak Polres, DPRD dan Pemerintah Daerah Kabupaten Waropen.

Meski Kapolres dan Wakapolres tidak ada ditempat, masa pendemo terus melakukan orasi  hingga selesai.

Atas nama Kapolres, kabag OPS memohon maaf kepada suku Ghoria dan Demisa sebab kedua pimpinan tidak ada dan sedang tugas luar daerah, beliau berjanji untuk melanjutkan tuntutan suku Ghoria dan Demisa kepada atasannya, dan kabag ops juga menyampaikan rasa emosi institusi atas tindakan tidak terpuji salah satu anggotanya yang melakukan penembakan.

Tetap kedua suku percayakan kepada pihak Polres untuk proses hukum dijalankan dan pihak polres minta supaya kita semua sama-sama mengawal kasus ini.

Selanjutnya, wakil anggota DPRD, Marthen Erari dan Met Boare sama-sama meminta kepada warga suku dan menyarankan kasus ini kepada pihak Polres agar hukum tetap ditegakan demi sebuah rasa keadilan dan kebenaran itu berpihak kepada korban dan keluarganya.

Dilanjutkan perwakilan TNI yakni pihak Koramil Waren, menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada kedua suku atas aksi demo damai yang dilakukan secara baik, serta menekankan bahwa aparat Polri maupun TNI yang bersalah sudah pasti hukum ditegakan dan pelaku pasti dicopot jika bersalah. Soal kasus penembakan ini, seluruh Indonesia sudah mengetahui oleh sebab kedua suku percayakan kepada proses hukum yang sedang berjalan.

Diakhir orasi dan jawaban oleh pihak-pihak terkait, koordinator lapangan Dorus Wakum meminta kepada ketua klasis GKI Waropen, untuk menutupnya dengan doa. Massa pun membubarkan diri dengan damai dan tertip.

Waren, 5 Agustus 2014
Laporan : Dorus Wakum (KAMPAK)

Editing  : Markus Imbiri (JERAT PAPUA)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here