“Terharu” Black Brothers di Yenures

0
2490
Grub Black Brothers, saat siarah ke makan Agust Rumwaropen di kampung Yenures 6/11/15 (foto : M.Imbiri/Jerat Papua)
Grub Black Brothers, saat siarah ke makan Agust Rumwaropen di kampung Yenures 6/11/15 (foto : M.Imbiri/Jerat Papua)

Biak, Tahun 1977 lalu, hingga 2015 ini baru kami kembali ke kota karang panas Biak walau tampa sosok gitaris utama Almarhum Agustinus Rumwaropen, unggap David Rumagesang, saat Black Brothers siarah ke Makam gitaris mereka Agustinus Rumwaropen di kampung Yenures, jumad (6/11/2015).

Tahun 70’an Black Brothers  diperkuat oleh Amry Kahar (terompet), alm. Hengky MS (lead gitar dan lead vocal), Benny Bettay (bass), Yochie Pattipeiluhu (keyboard), Stevie Mambor (drum) dan David Ramagesang (saksofon) punya basis penggemar kuat di Indonesia Timur, Pasifik, Australia dan Belanda juga Eropa, jelas Yochie Pattipeiluhu kepada media ini.

Yochie Pattipeiluhu, menceritakan “manager bijaksana adalah Andy Ayamiseba, ia mengumpulkan kami dengan baik dan penuh persaudaraan. Almarhum Agustinus Rumwaropen dari grup Coconut’s band, kami bergabung dalam Black Brothers.

Para personel BB pun diseleksi berdasarkan potensi-potensi mereka secara individu agar produksi bisa mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Jocky Phu, dijuluki si pena emas karena dia adalah penyair besar yang berwatak cinta damai dan keadilan. Kemudian, Hengky (alm) yang memiliki suara emas yang khas Black Brother dan sulit diganti oleh suara lain.

Sijari emas August Rumaropen (alm) dijuluki George Bensonnya Papua dengan watak halus dan rendah hati. Ada juga Benny Betay pada bass dan Stevie Mambor si penabuh drum. Keduanya adalah tulang punggung rythm section-nya. Akhirnya David Rumagesang (Dullah) dan Amry Kahar yang menciptakan dandanan rythem musik BB. Paduan musik dan vokal mereka yang harmonis sesuai dengan melodi dan syair lagu-lagunya telah menembus nusantara dan Pasifik Selatan. Hal ini  membuat grup musik Black Brother melegenda di Pasifik Selatan, Indonesia,  dan Eropa dengan lagu Jalikoe, tutur Yochie Pattipeiluhu di kampung Yenures.

“Saya selaku pendiri dan manajer sekaligus produser eksekutif supergroup ini sulit untuk mendapatkan musisi-musisi alam yang diberkati dengan talenta oleh Tuhan Yang Maha Kuasa seperti mereka. Saya sangat berterima kasih dan bangga karena diberkati dengan kesempatan untuk bekerja dengan group legendaris ini,”tulis Ayamiseba pada akun facebooknya.

Suasana haru , ketika tim BB tiba dikampung Yenures dan bertemu dengan Agabus Rumwaropen (adik alm.Agust), mereka berpelukan melepas rindu dan mengenang kembali perjuangan mereka dalam menitih karir dalam tekanan di negeri sendiri.

BB-YENURES

Personil BB yang hadir di kota Biak adalah Amry Kahar (terompet), Yochie Pattipeiluhu (keyboard) dan David Ramagesang (saksofon/gitaris), sedangkan Benny Betay dan Stevie Mambor di Australia tidak dapat hadir karena masalah tiket dan perijinan masuk ke Indonesia. Namun, BB dilengkapi dengan grup pendukung lainnya yaitu Black Sweet, Abohim, Black Papas dan juga Coconut’s yang diwakilkan oleh Agabus Rumwaropen.

Grup Band Legendaris Papua ini hadir dikota Biak, diundang oleh Bupati Biak Numfor Thomas A.E Ondi dan Dewan Adat Papua Yan. P. Yarangga, sebagai hadiah bagi masyarakat Biak, karena telah menjaga ketertiban dan keamanan selama proses Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua (KBMAP) ke 3 yang berlangsung dari tanggal 2 – 4 november 2015, gedung Petrus Kafiar Biak. (Mark Imbiri)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here