Jelang HUT Kartini, Perempuan Perlu Cinta Busana Papua

0
748
Pemerhati Perempuan Papua, Telly T. Sokoy Akobiarek

JAYAPURA  – Pemerhati Perempuan Papua, Telly T. Sokoy Akobiarek mengatakan, menjelang hari Kartini 21 April 2016, maka karya Papua harus jadi cerminan dalam menggunakan pakaian atau busana adat Papua.

“Setiap perayaan hari Kartini, selalu identik dengan kebaya dan sanggul Jawa yang mana dalam prosesi acara yang dilakukan, namun pentingnya melihat busana Papua sebagai ciri khas daerah,” ujar Telly T. Sokoy Akobiarek, dalam release press, yang diterima, Senin (18/4).

Dikaakan, mengingat lahirnya “hari kartini bertujuan mengangkat emansipasi wanita agar memperoleh persamaan hak, kebebasan dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

“Sehingga saat memperingati Kebaya yang dipakai Kartini, perayaan itu tidak memiliki makna apa-apa, akan tetapi karena tidak ada makna sejarah, politik ataupun makna apapun juga, maka kalau suku lain memakai Kebaya Jawa, tentu tidak relevan,” nilainya.

Ditambahkan, kebetulan Kartini orang Jawa yangg berkebaya dan bersanggul, akan tetapi bagaimana kalau Kartini adalah orang Papua.

“Maka, yang berpakaian tradisional sederhana, seharusnya hari Kartini diperingati dengan memakai pakaian adatnya masing-mading daerah,” ajaknya.

Dikatakan, Indonesia kaya akan budaya dan budayanya yang unik-unik salah satunya yaitu Papua. Keunikan pakaian Papua menjadi memiliki keunikan bernilai seni dengan harga jual yang tinggi.

“Hari Kartini ini, saya mengajak setiap wanita Papua untuk mengangkat nilai perempuan Papua melalui cara berbusana pakaian adat Papua, memperkenalkannya kepada dunia luar, dengan memberi kesempatan kepada setiap wanita Papua untuk tampil dalam setiap iven dan prosesi acara resmi hari Kartini,” pesan Perempuan Sentani dari Kampung Putali ini.

Sementara itu, Menanggapi hal tersebut, Rut Yabansabra menuturkan, sangat masuk akal dan sangat setuju. Kebaya di simbol Nasionalisme dari sisi pembuatan mudah, harga terjangkau, akan tepapi pakain adat Papua terlalu bagus, unik, proses Pembuatan lama dan tidak semua penjahit bisa membuatnya.

“Bagi wanita – wanita Papua yang memiliki baju adat sukunya baik dari warisan ibu dan yang dibeli bisa di Pakai untuk menyambut hari kartini tanggall21 besok, tapi kalau yang belum punya disesuaikan saja,” sarannya dalam sebuah tulisan. (Eveerth Joumilena)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here