JERAT Papua Selenggarakan Pelatihan Pemetaan Partisipatif di Sorong

0
294
Foto Bersama Usai Pelatihan di Malagufuk

Kota Sorong,- Jaringan Kerja Rakyat (JERAT) Papua sebagai organisasi yang konsen dalam keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat Adat. Salah satunya melalu pelatihan pemetaan partisipatif untuk wilayah Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan.

Sabata Rumadas dari JERAT Papua menjelaskan bahwa tujuan kegiatan pelatihan yang berlangsung dari tanggal 09-13 Februari 2016 adalah penguatan bagi KPH Sorong, KPH Sorong Selatan , masyarakat adat dan CSO melalui pelatihan pemetaan partisipatif. Proses pemetaan partisipatif menumbuhkan semangat untuk menggali pengetahuan lokal, sejarah asal-usul, sistem kelembagaan setempat, pranata hukum setempat, identifikasi sumber daya alam yang dimiliki, dan sebagainya, juga pemafaatan alat wahana tanpa awak (Drone) dalam memudahkan pembuatan pemetaan partisipatif.

Lanjut Sabata  bahwa dalam pelatihan ini terdapat hasil yang ingin dicapai yakni peserta dari dinas/instansi terkait, Organisasi Non Pemerintah dan masyakat adat yang ikut pelatihan dan pembuatan pemetaan partisipatif. Hal lainnya adalah terdapatnya draft peta partisipatif dari kampung di 2 wilayah dan ketersediaan tenaga terampil di kabupaten Sorong dan Sorong Selatan yang mempunyai keahlian untuk melakukan pemetaan partisipatif.

“Untuk mendapatkan tujuan dimaksud, ada beberapa metode yang kami gunakan, yaitu penyampaian materi secara langsung, berbagi pengalaman, pemutaran film, praktek lapangan dan evaluasi partisipatif” urai Koordinator Penguatan dan Pendampingan JERAT Papua.

Markus Imbiri menambahkan bahwa selain materi teori, peserta juga melakukan praktek lapangan di Kampung Malagufuk, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong. Untuk mencapai Kampung Malagufuk menggunakan kendaraan mobil 4 Wheel Drive (WD) atau biasa disebut dobel gardan. “Untuk mencapai  Kampung Malagufuk,  kami tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan dari Sorong Kota. Dan saat praktek peserta berbagi peran ada yang mencari data sosial, mengambil titik kordinat dan lainnya,” ujar Markus Imbiri.

 “Kami juga melakukan uji coba Wahana Tanpa Awak  atau drone   dapat terbang dengan baik walau ada sedikit kendala teknis. Uji coba drone dilakukan oleh Angga dari perkumpulan Sampan Kalimantan ,” tukas Markus Imbiri. Ditambahkannya bahwa sekembalinya dari praktek lapangan, peserta kemudian kembali ke Kota Sorong dan membuat peta di kertas milimeter blok dari titik kordinat yang telah diambil sebelumnya dengan menggunakan alat Global Positioning System (GPS)

Foto Bersama Usai Pelatihan di Malagufuk
Foto Bersama Usai Pelatihan di Malagufuk

Pada akhir kegiatan pelatihan fasilitator melakukan evaluasi partisipatif yang melibatkan seluruh peserta sebanyak 25 orang. Untuk peserta semula direncanakan 15 orang namun dalam proses pelatihan bertambah menjadi 25 orang. Kegiatan pelatihan pemetaan partisipatif ditutup oleh Imam Santosa dari Multi Stakehorder Forestry Programme (MPF3) dan kegiatan diikuti oleh perwakilan KPH Sorong, KPH Sorong Selatan, Dinas Kehutanan Kab. Sorong, Dinas Kehutanan Kab.Sorong Selatan, masyarakat adat dari kampung Klaso, Kwadas, Johsiro, Konda dan Makbon dan beberapa Organisasi Non Pemerintah (Ornop) seperti Gerakan Masyarakat Papua Lestari (GEMAPALA), Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Kota Sorong, Yayasan Pusaka,  Belantara Papua dan  Yayasan Auriga.

(Wirya Supriyadi)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here