Kampanye Hutan dan Laut, RAINBOW WARRIOR Layari Indonesia

0
129

Jayapura – Guna kampanye kelestarian hutan dan laut, kapal aktivis lingkungan hidup milik Greenpeace, Rainbow Warrior III melayari perairan Indonesia. Pelayaran dimulai dari Papua pada 9 Mei 2013. Rainbow Warrior mengawali perjalanannya dengan menyingahi pelabuhan Jayapura dan berlabuh selama tiga hari yakni sejak Kamis – Sabtu, 9 -11 Mei 2013. Ketika tiba di Dermaga Jayapura, Kamis, 9 Mei 2013, disambut dengan arak-arakan perahu nelayan. Saat yang bersamaan , sekelompok penari menampilkan tarian tradisional Papua menyambut kedatangan kapal. Walikota Jayapura, Benhur Tommy Mano saat memimpin upacara singkat penyambutan kedatangan Rainbow Warrior dan para awak kapal yang melakukan tour satu bulan di Indonesia dengan tema “100 persen Indonesia: Bersama Melindungi Hutan dan Laut Kita” itu.

Forest Political Campaigner Greepeace Indonesia, Teguh Surya mengatakan, Rainbow Warrior akan mengunjungi tiga daerah di Papua dan Papua Barat. Tiga daerah tersebut masing-masing Jayapura, Manokwari dan Sorong. Menurut Teguh, kapal tersebut dari Autralia langsung menuju ke Jayapura. Setelah dari Jayapura, Rainbow akan bertolak ke teluk Cenderawasih dengan pelabuhan tujuan Manokwari, Papua Barat. Setelah singgah di Manokwari, selanjutnya akan bertolak ke kota Sorong yang juga masuk kawasan Papua Barat. Di Sorong, Rainbow Warrior III akan diarahkan ke Kepulauan Raja Ampat. Pasalnya, daerah itu memiliki keanekaragaman laut yang unik dan masih alami. Setelah dari Raja Ampat, rute selanjutnya dari kapal milik Greenpeace ini akan bertolak menuju Bali dengan menyusuri lautan Larang Tuka.

Manajer Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia R Kiki Taufik menjelaskan, mengapa dipilih mulai di Papua karena kapal sebelumnya berada di Australia karena itu yang terdekat adalah Papua. Selain itu, isu hutan diangkat sebagai tema kampanye Rainbow Warrior kali ini karena Indonesia masih memiliki banyak hutan alami yang perlu dilindungi, salah satunya adalah di Papua. “Kita tidak ingin Papua memiliki nasib yang sama dengan Sumatera dan Kalimantan, ” kata kiki.

Perairan laut Indonesia adalah salah satunya habitat pesisir dan lautnya beragam. Terumbu karangnya paling terkaya secara alamiah di dunia dengan perkiraan 590 spesies karang keras yang berhasil terdata. Dalam terumbu karang ini bermukim beragam populasi ikan dan spesies laut lainnya sekitar 2.200 spesies ikan karang yang tercatat. Para ahli mengidentifikasi terumbu karang Indonesia sebagai salah satu tempat keanekaragaman hayati yang paling terancam dan dalam bahaya karena overfishing, polusi dan perubahan iklim. Sekitar 10 persen hutan hijau dunia berada di Indonesia. Lima puluh tahun lalu, 82 persen daratan Indonesia ditutupi oleh hutan. Namun, satu dekade terakhir, angka itu menurun menjadi 48 persen. Hutan hijau Indonesia dan spesies yang di dalamnya menghadapi tekanan beruntun dari deforestasi yang merajalela untuk perkebunan sawit dan kertas tapi juga pertambangan.

Kapten Rainbow Warrior, Pete Wilcox mengatakan, pihaknya sudah menjelajahi dunia sejak 1987 untuk berkampanye tentang penyelamatan bumi. Kata dia, kehadirannya di Indonesia kali ini untuk menyaksikan langsung kekayaan alamnya yang luar biasa namun rapuh. Indonesia adalah rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati yang penting di bumi, tetapi deforestasi dan penghancuran laut telah membuatnya terancam. “Dan merupakan sebuah kehormatan bagi kami, jika tanah Papua adalah tanah pertama di Indonesia yang menyambut kedatangan kami. Tanah Papua terkenal di dunia sebagai tanah yang mempunyai kekayaan laut, dan hutan terkaya di Indonesia bahkan di dunia. Ini tidak hanya menjadi harta Indonesia tetapi juga harta dunia,” kata lelaki berkebangsaan Amerika itu.

Kepala Green Peace perwakilan Indonesia, Longgena Ginting kepada wartawan menjelaskan, Green peace memiliki tiga kapal. Salah satunya adalah Rainbow Warrior yang merupakan kapal paling penting bagi kampanye masalah lingkungan. Rainbow Warrior merupakan kapal ketiga sejak tahun 1978 dan tahun 1985 kapal Rainbow Warrior pertama di Bom di Selandia baru, kemudian ada kapal baru yang mulai berlayar di tahun 1987 selama 22 tahun sampai 2011 sampai saat ini telah memiliki tiga kapal terbaru yang menggunakan bendera Rainbow Warrior yang selalu mengkampanyekan green peace. “Selama tour ini, kami akan mendukung komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melindungi hutan dan akan meluncurkan kampanye laut untuk melindungi perairan Indonesia. Kami berharap kunjungan Rainbow Warrior ini akan mengilhami kemauan politik yang dibutuhkan untuk melindungi laut yang berharga dan merupakan bagian dari dunia, dan memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat kebijakan moratorium hutan,” kata Longgena.

Longgena menuturkan, Green peace ingin meminta dukungan dan komitmen semua pemerintah di kawasan Asia untuk tidak merusak hutan dan laut, sehingga huta dan laut tetap terjaga kelestariannya dan menjadikan wadah oksigen bagi penduduk dunia. Dalam tour kapal Green peace, Rainbow Warior ketiga kalinya ke Indonesia dan baru pertama kali masuk di Jayapura. Tour Green Peace ke Indonesia kali ini adalah bagian dari tour Asia dengan tema “Tour Pelindung Laut Asia Tenggara.” Pada bulan Juni dan Juli, Kapal Green Peace lainnya bernama Esperanza akan melanjutkan tour ini ke Thailand dan Filipina untuk menyerukan perlindungan lautan di seluruh kawasan. Rainbow Warrior yang ditumpangi 30 orang ini akan melakukan berbagai kegiatan seperti diskusi, seminar, pameran dan kunjungan bagi publik juga akan mendokumentasikan jika menemukan kerusakan keanekaragaman hayati di tengah perjalanannya.

Juru kampanye media Papua Greenpeace Indonesia, Dian Wasaraka mengatakan, selama berada di Papua, kapal ini sudah dikunjungi seribu orang lebih. Rata-rata pengunjung adalah anak sekolah yang didampingi oleh guru dan orang tua mereka. Sisanya masyarakat umum, termasuk beberapa turis asing yang kebetulan saat ini sedang berwisata di Papua. Veralien Maloali, Sekretaris Eksekutif Foker LSM Papua menghimbau agar Pemerintah mengedepankan kepentingan masyarakat adat dalam rencana kebijakan terutama sektor kehutanan, termasuk pengakuan atas hak mereka untuk menerima atau menolak berbagai perencanaan yang akan menghilangkan sumber penghidupan masyarakat. “Perlindungan hutan bukan saja menyelamatkan satwa dan spesies di dalamnya, namun juga memastikan masyarakat adat yang bergantung hidup pada kelestariannya memiliki masa depan bagi generasinya,” katanya.

Reinkarnasi
Kapal ini adalah reinkarnasi ketiga dari kapal legendaris Rainbow Warrior. Kapal pertama berlayar pada 1978 sebelum dibom oleh Pemerintah Prancis pada 1985 saat akan melangsungkan protes percobaan nuklir Prancis di Pasifik. Rainbow Warrior kedua mulai berlayar pada 1989 dan berkampanye mencegah kerusakan lingkungan selama 22 tahun di seluruh belahan dunia.
Reinkarnasi kedua ini sudah tiga kali melakukan pelayaran ke Indonesia setelah kunjungan pertama pada Januari 2004 saat Konvensi Keanekaragaman Hayati PBB. Pada 2005 Rainbow Warrior membantu organisasi pertolongan medis Medecins Sans Frontieres menyalurkan bantuan di wilayah Indonesia yang terkena dampak tsunami.

Pada Desember 2007 Rainbow Warrior melakukan pelayaran formasi (flotilla) bersama ratusan kapal nelayan setempat di Bali untuk mempromosikan perlindungan hutan saat Konvensi Iklim PBB UNFCCC ke 13. Pada 2010 Rainbow Warrior bermaksud kembali datang ke Indonesia dalam rangka tur Turn The Tide Asia Tenggara tetapi ditolak masuk ke Perairan Indonesia.

Rainbow Warrior baru diluncurkan pada Oktober 2011 didesain sebagai salah satu kapal paling ramah lingkungan di dunia. Kapal ini menggunakan layar tapi juga dilengkapi mesin hybrid jika dibutuhkan penggunaan mesin. “Kapal ini unik karena dari awal didesain untuk kampanye Greenpeace dan dibangun dari dana para pendukung Greenpeace,” kata manajer Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia R Kiki Taufik. Greenpeace didukung oleh donatur individu sebagai tulang punggung organisasi dan tidak menerima donasi dari perusahaan, pemerintah maupun partai politik. Saat ini Greenpeace mempunyai sekitar 2,8 juta donatur di seluruh dunia dimana 48 ribu di antaranya berada di Asia Tenggara.

Penolakan
Kedatangan Rainbow Warrior tidak semulus yang diharapkan, tetap ada yang tidak berkenan dengan masuknya kapal tersebut ke perairan Indonesia. Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo menolak kedatangan Rainbow Warrior karena menurut dia berpotensi merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Aksi Greenpeace menurut dia ditunggangi kepentingan bisnis negara-negara lain yang tidak menginginkan bisnis di Indonesia maju.

Kalangan DPR meminta pemerintah menolak kedatangan kapal Rainbow Warrior III milik Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional Greenpeace di perairan Indonesia pada 7 Mei hingga 7 Juni 2013. “Kehadiran Rainbow Warrior sudah bisa ditebak di antaranya melakukan tindakan demonstratif seperti menghalang-halangi kapal lain atau tindakan provokatif lain yang sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan lingkungan di Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi IV Firman Subagyo seperti dilansir www.antaranews.com, Senin, 6 Mei 2013. Firman menyatakan, banyak perusahaan di sektor komoditas Indonesia sebenarnya berpotensi menjadi yang terbesar di dunia. “Sayangnya, hambatan terbesar untuk kemajuan itu justru datang dari LSM seperti Greenpeace yang menyebut diri cinta lingkungan,” kata Firman.
Menyikapi penolakan tersebut, Longgena Ginting memastikan bahwa kedatangan Rainbow Warrior alih-alih merusak persatuan bangsa, tapi sebagai dukungan kepada pemerintah untuk perlindungan keanekaragaman hayati. “Kedatangan Rainbow Warrior kali ini juga untuk memenuhi janji kami kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun lalu untuk mengunjungi kapal terbaru Greenpeace. Kami akan senang sekali jika Presiden bisa datang ke kapal kami,” tambah Longgena seperti dikutip www.antaranews.com, Minggu, 12 Mei 2013. Sang legenda Greenpeace itu selama sebulan akan mengarungi lautan Papua hingga Jakarta, dengan harapan kampanye yang diusung bisa memberikan perlindungan untuk alam dan keanekaragaman hayati Tanah Air. (M-JERAT)