Betty Pui: Peran Orang Tua Penting Dalam Mengawasi Perkembangan Anak

0
198
Foto bersama usai melakukan audiensi di Kantor BPP & KB Kota Jayapura (Foto : Hank Patay / JW Cycloops)

Jayapura,- Distrik Abepura, Kota Jayapura adalah Kota Pelajar karena hampir terdapat 6 perguruan tinggi swasta dan negeri yang ada di daerah ini. Jika pada 1 kampus terdapat 500 – 1.000 mahasiswa maka banyak jumlah mahasiswa antara 3.000-6.000 orang. Tentu saja hal ini bukan jumlah yang tidak sedikit. Pada umumnya para mahasiswa adalah dari luar Kota Jayapura. Dan seperti biasa pada saat pada dua invididu yang berbeda lawan jenis terkadang tumbuh benih-benih rasa sayang diantara mereka.

Istilah yang digunakan adalah berpacaran. Berpacaran berasal dari kata “pacar” artinya adalah “teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih;yang”  menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam dalam masa berpacaran tentu saja ada rasa cemburu dan ketidakcocokan. Namun terkadang terjadi bentuk kekerasan baik dalam bentuk fisik dan non fisik yang dilami oleh pada umumnya para mahasiswi.

JERAT Papua dengan dukungan KINERJA USAID , melakukan advokasi media untuk bidang kesehatan. Dan membuat sebuah briefing paper untuk kepada para pihak pihak terkait. Melihat fenomen kekerasan dalam berpacaran dilingkungan mahasisw maka tentu saja menjadi keprihatinan dan perlu mendapatkan perhatian semua pihak

JERAT Papua bersama, Jurnalis Warga(JW), Multi Stakeholder Forum (MSF) Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura melakukan audiensi dengan Badan Pemberdayaan Peremuan dan KB (BPP & KB) Kota Jayapura dengan briefing paper berjudul Tindak Kekerasan Dilingkup Mahasiswi Kota Jayapura.

Dalam briefing paper dijelaskan beberapa fakta yakni tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak pada tahun 2014 , Papeda Institute mencatat bahwa telah terjadi 45 tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sementara itu Bertha Manswan membenarkan bahwa tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak cenderung meningkat. “Sejak kami membuka layanan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan aPerempuan dan Anak (P2TP2A) banyak sudah warga yang melaporkan tindak kekerasan , baik oleh  keluarga maupun pihak lainnya yang mengetahui tindak kekerasan tersebut,” ujar Bertha Mansawan.

Memang tantangannya adalah ketika sebuah kasus diproses kadang dihentikan ditengah jalan oleh pihak korban dengan berbagai pertimbangan diantaranya adalah menjaga keutuhan keluarga, masih sayang dan diselesaikan secara kekeluargaan.

 

Foto bersama usai melakukan audiensi di Kantor BPP & KB Kota Jayapura (Foto : Hank Patay / JW Cycloops)
Foto bersama usai melakukan audiensi di Kantor BPP & KB Kota Jayapura (Foto : Hank Patay / JW Cycloops)

Tim Audiensi Briefing Paper diterima langsung oleh Betty Pui, Kepala BPP & KB dengan ditemani Bertha Mansawan staff BPP & KB Kota Jayapura. Betty Pui membenarkan bahwa tidak menutup kemungkinanan dalam berpacaran terjadi tindakan kekerasan baik fisik maupun non fisik. “Ini mereka masih kuliah tapi masih emosional dan tentu saja tidak dibenarkan melakukan kekerasan dalam berpacaran,” ujar Betty Pui. Menurutnya kalau sudah pasangannya melakukan hal tersebut ada baiknya hubungan tersebut tidak usah dilanjutkan karena hanya merugikan saja terutama bagi korban. Seharusnya mereka dalam berpacaran adalah masa penjajakan atau mencocokan diri dengan pasangannya.

Betty Pui berharap adanya pengawasan dari orang tua kepada anak-anak mereka yang sedang menuntut di Kota Jayapura atau dimana saja berada. “Karena pengawasan orang tua itu jadi penting untuk mengetahui tentang perkembangannya. Jangan dibiarkan saja” ujar Betty Pui.

Bahkan dirinya juga menawarkan kerjasama dengan CSO ataupun ikatan mahasiswa maupun asrama-asrama mahasiswa untuk dilakukan sosialisasi tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Sehingga kalau yang berpacaran itu jagalah pasangan dengan kasih sayang dan jangan lakukan kekerasan baik secara fisik dan non fisik , misalnya memaki dan lainnya. Dan kepada mahasiswi selama kuliah jagalah kehormatan kalian sebagai perempuan dalam berpacaran.  ” ucap Betty Pui diakhir diskusi bersama Tim Audiensi.

Kegiatan audiensi berlangsung dari pukul 14.00 – 15.00 WP di ruang Kantor BPP & KB Kota Jayapura. Dan diikuti oleh Wirya Supriyadi – JERAT Papua, Esra Mandosir – JERAT Papua, Melianus Duwitauw – JW Tifa Kota Jayapura, Yana Bisay – JW Tifa Kota Jayapura, Agustina Apaseray – MSF Kota Jayapura , Hank Patay – JW Cycloop Kab. Jayapura, Tenchy Yawan – JW Tifa Kota Jayapura. (Melyanus Duwitauw)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here