Jayapura,- Sebagai tindak lanjut dari program SMS Gateway kerjasama dengan KINERJA USAID untuk isu perubahan layanan kesehatan pada Puskesmas Koya Barat, Puskesmas Abepantai dan Puskesmas Tanjung Ria di Kota Jayapura, JERAT Papua memanfaatkan sarana SMS Gateway dan informasi dari media cetak dan elektronik sebagai bahan dalam melakukan advokasi dibidang kesehatan.
Maka Tim Audiensi menyampaikan Briefing Paper yang berjudul “SIRKUMSISI,PMTCT dan PEMBELAJARAN KLINIK WALIHOLE Dalam Penanganan dan Pencegahan HIV/AIDS di Kota Jayapura” kepada pihak Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura yang diterima langsung oleh Sekretaris KPA, Binton Nainggolan dan seorang staffnya Lamuji.
Binton Nainggolan menjelaskan bahwa KPA Kota Jayapura adalah berfungsi sebagai tempat koordinasi jadi buka implementasi. “Kami tidak melakukan implementasi program. Karena kami kerja berjejaring agar tidak saling tumpang tindih dilapangan,” ujar Binton Nainggolan saat menerima Tim Audiensi pada hari Kamis (31/03) di Sekretariat KPA Kota Jayapura.
Dalam diskusi antara Tim Audiensi dan Sekretaris KPA Kota Jayapura menjelaskan dengan detail strategi penanganan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Jayapura. “Kami juga mempunyai hotspot yang terdapat kondom berjalan yakni pada sekitar bar maupun tukang ojek,” ujar Binton Nainggolan. Kenapa ada ada “kondom berjalan” karena biasanya staff kami kemana-mana membawa kondom terutama pada lokasi-lokasi tertentu tambahnya.
Sementara Lamuji menjelaskan tantangan dalam melakukan kondom berjalan adalah seolah-olah melegalkan sex bebas tapi sebenarnya tidak. “ Karena kalau mereka lagi ingin salurkan kebutuhan biologis dengan bukan pasangannya kalau tidak pakai kondom tentu saja akan sangat berisiko tertular HIV/AIDS. Karena kita tidak orang tersebut positif HIV/AIDS atau tidak sebelum dilakukan VCT,” ujar Lamuji.
Saat dimintai tanggapannya terkati dengan briefing paper yang telah disampaikan kepada pihak KPA Kota Jayapura, Binton Nainggolan menjelaskan bahwa apa yang ditulis dalam briefing paper ini memang telah dilaksanakan oleh jejaring dari KPA Kota Jayapura. “ Untuk sirkumsisi memang kini telah digalakan oleh KPA Provinsi Papua dan untuk klinik Walihole merupakan salah satu jejaring dari KPA Kota Jayapura” ujar Binton Nainggolan.
Salah satu anggota Tim Audiensi menanyakan kepada Binton Nainggolan perihal adanya kondom yang bocor. Dan ditanggapi bahwa secara umum kualitas kondom itu sudah bagus tapi ada hal lain yang menyebabkan bocor.” Ini saya contohkan cara membuka kondom. Sering orang anggap remeh dan sehingga tidak sengaja kukunya merobek kertas pembungkus kondom dann mengenai karet kondom” jawab Binton Nainggolan. Selain itu juga masih ada kekeliruan dalam memakai kondom sehingga terdapat udara diujung karet kondom.”Seharusnya tidak boleh ada udara, hal ini dikarenakan keliru memang kondomnya,” jelas Bintong Nainggolan. Lalu Bintong Nainggolan memberikan simulasi memang kondom yang baik dan benar dengan alat bantu peraga.
Diakhir diskusi, Binton Nainggolan selaku Sekretaris KPA Kota Jayapura membuka ruang bekerjasama dengan KPA Kota Jayapura dalam penanggulangan HIV/AIDS. “Kami membuka diri untuk bekerjasama dengan siapa saja, baik itu LSM, Mahasiswa dan lain sebagainya,” tukas Bintong Nainggolan.
Diskusi yang berlangsung dari pukul 15.00 – 17.00 WIT di Kantor KPA Kota Jayapura dan diikuti oleh Wirya Supriyadi – JERAT Papua, Esra Mandosir – JERAT Papua, Melianus Duwitauw – JW Kota Jayapura, Yana Bisay – JW Tifa Kota Jayapura, Petrolina Kewa – MSF Kota Jayapura, Hank Patay – JW Cycloop Kab Jayapura. (Wirya Supriyadi)